SMP 1 Bukittinggi merupakan sekolah lainnya yang dibangun pada masa kolonial Belanda. Bangunan yang berada di kompleks ini terdiri dari 3 blok bangunan. Bangunan utamanya berada di tengah-tengah yang dipergunakan sebagai ruang belajar mengajar. Dua buah bangunan lain merupakan bangunan tambahan yang dibuat tahun 1985 yang difungsikan sebagai ruang majelis guru dan ruang tata usaha. Bangunan utamanya mempunyai atap seng yang sudah mengalami penggantian. Beberapa perubahan juga terjadi pada bagian dua buah jendela bagian muka sisi kanan dengan mengganti jendela kaca. Sekolah ini diperkirakan dulunya merupakan Holland-Indlandche School (Sekolah Belanda untuk pribumi) yang dibangun pada awal tahun 1900-an.
Pada masa pendudukan Jepang di Indonesia selama Perang Dunia II, sistem pendidikan berubah sesuai dengan kebutuhan Jepang. Sekolah yang didirikan oleh Jepang umumnya digunakan sebagai alat propaganda anti-Barat serta mengumpulkan pemuda untuk mendukung kepentingan militer Jepang dalam perang Pasifik. Sistem
pendidikan ini bertujuan menyediakan tenaga kerja gratis dan membentuk prajurit militer. Meskipun sistem pendidikan memburuk, adanya kebijakan baru juga membawa pengaruh positif seperti perkembangan bahasa Indonesia, eliminasi diskriminasi rasial, dan peningkatan kesempatan pendidikan yang merata.
HIS pun pada masa Jepang berganti sistem sesuai dengan yang ditetapkan oleh Jepang. Namun, tidak ditemukan keterangan tertulis mengenai riwayat bangunan ini. Terlebih lagi telah banyak pembangunan dan perubahan yang dilakukan, sehingga bentuk bangunan sekolah pada masa kolonial Belanda hingga Jepang secara keseluruhan sulit untuk diidentifikasi lagi. Kini, bangunan sekolah SMPN 1 ini telah ditetapkan menjadi benda Cagar Budaya di bawah Balai Pelestarian Benda Cagar Budaya (BPBD) Sumatera Barat dengan nomor SK Pm.05/PW.007/MKP/2010 tanggal 8 Januari 2010.