Situs bersejarah lainnya adalah gua tempat tempat persembunyiaan tantara Jepang atau di kenal masyarakat dengan nama Bangker Jepang. Gua ini berbentuk terowongan yang digunakan untuk berbagai keperluan, termasuk tempat tinggal, gudang amunisi, dapur, ruang makan, celah pengintai, bilik pendengaran, barak pekerja Romusa, liang penyiksaan, tempat penyergapan, dan gerbang melarikan diri. Beberapa gua telah dijadikan objek wisata yang dikelola oleh pemerintah, namun satu gua yang terdapat di Kelurahan Bukit Cangang Kayu Ramang masih asli dan belum tersentuh oleh kebijakan pembangunan. Masyarakat mengenal gua ini sebagai bangker radio komunikasi.
Bangker Jepang ini dulunya merupakan tempat komunikasi dengan radio. Bangker ini bisa diakses melalui belakang rumah warga. Ketika masuk, kita akan menuruni anak tangga sebanyak 25 – 35 anak tangga dengan ketinggian mencapai 15 meter. Di dalam bangker ini terdapat 2 ruangan utama, ruangan didepan dan disebalah kanan ketika masuk. Tiap ruangan ini memiliki pintu terbuka untuk masuk. Di sebalah kanan terdapat sebuah ruangan dengan pintu tertutup yang terbuat dari beton dan tidak bisa dibuka. Ruangan ini kosong dan tidak ada isinya.
Ruangan ini berhawa dingin, mempunyai luas tiap ruangan sekitar 3 x 3 m dan tinggi Bangker ini 3 meter. Bangker ini juga memiliki tangga naik untuk keluar di sebelah kiri menuju jalan. Bangker ini memiliki dinding tembok dengan lantai tanah. Cerita orang dulu Bangker ini difungsikan sebagai tempat pemancar radio selama perang. Menurut cerita masyarakat, Bangker ini sempat dibersihkan dan digunakan sebagai sanggar seni di dalamnya.